A. Latar Belakang berdirinya RELILI
Di era milenial saat ini , hampir
semua guru, baik pada jenjang SD/MI, SMP/ MTs, maupun SMA/ SMK/ MA, membahas
Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Banyak di antaranya yang kemudian menulis di
berbagai media, dengan tema tersebut. Semua bahasan bermuara pada satu
kesimpulan: bahwa literasi menjadi kunci utama agar siswa mempunyai karakter
yang diperlukan, sehingga akan mampu bersaing di tingkat global di abad ke-21
ini.
Literasi merupakan keterampilan
penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan
dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik
memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi)adalah kegiatan
ekstra yang berdampingan mengembangkan kegiatan Relili. Peserta didik didik
agar teragar peserta didik yang positif sekolah yang berbasis Riset
(Penelitian) ataupun KTI (Karya Tulis Ilmiah) baik dibidang IPA ataupun IPS ,
yang diwajibkan kepada siswa kelas X MIA dan X IIS . salah satu wujud
mengembangkan Budaya Literasi dan di SMAN 21 Surabaya.
Literasi mungkin telah menjadi
istilah yang familiar bagi banyak orang. Namun tidak banyak dari mereka yang
memahami makna dan definisinya secara jelas. Sebab memang Literasi merupakan
sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus ditafsirkan dan
didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Berangkat dari sini, maka
perlu kiranya diuraikan apa sebenarnya makna dari Istilah Literasi itu.
Istilah literasi atau dalam
bahasa Inggris literacy berasal dari
bahasa Latin literatus, yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal
dengan istilah littera (huruf) yang artinya
melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang
menyertainya.
National Institute for Literacy,
mendefinisikan Literasi sebagai " Kemampuan
individu untuk membaca, menulis,
berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang
diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat."
Definisi ini memaknai Literasi
dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna
bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam
lingkungan tertentu.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu
kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “Kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan
ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai
budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan
sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Gerakan Literasi Sekolah yang
akan kami bahas adalah Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik
terutama SMA memengaruhi tingkat keber-hasilannya, baik di sekolah maupun dalam
kehidupan bermasyarakat. SMAN 21 Surabaya yang beralamat di Jl. Argopuro 11 -15
Surabaya sejak tahun 2013 sudah mengembangkan budaya literasi Sekolah yang
dinamakan RELI (Riset dan Lingkungan Hidup) yang lebih terkenal dengan istilah
Eco Green. Dan Untuk Riset siswa diadakan kegiatan KIR (Karya Tulis Ilmiah)
yang berorientasi pada Riset Lingungan Biologi atau alam sekitarnya dimana
setiap tahunnya akan dikader untuk mengikuti Lomba Peneliti Belia (LPB) yang
diselenggarakan oleh CYS (Center For Young Scientist) bekerjasama dengan dinas
Pendidikan Kota Surabaya. Kemudian pada tahun 2015 SMAN 21 Surabaya dari
Sekolah RELI (Riset Lingkungan
Hidup) bertambah lagi kegiatannya manjadi sekolah RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi). Jadi selain mengembangkan sekolah yang berbasis Riset
(Penelitian) ataupun KTI (Karya Tulis Ilmiah) baik dibidang IPA ataupun IPS ,
yang diwajibkan kepada siswa kelas X MIA dan X IIS . salah satu wujud
mengembangkan Budaya Literasi di SMAN 21 Surabaya. Literasi yang dikembangkan
di SMAN 21 Surabaya ada 2 bidang.
1. Bidang Bahasa dan Satra (Puisi,
cerpen,drama, musialisasi serta teatrikal)
2. Bidang Sosial adalah mengembangan kreativitas Proposal KTI (Ekonomi , Koperasi dan Perbankan)
dan bidang Kewirausahaan (Business Plan) baik secara individu dan
kelompok.Harapan di masa yang akan datang sesuai dengan Visi SMAN 21 Surabaya
Kreatif, Inovatif dan Inspiratif serta berbudaya lingkungan, dan sekolah
berwawasan RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi). Implementasi program
literasi digital di SMAN 21 Surabaya diharapkan dapat mendorong gerakan membaca
pada peserta didik dan warga Sekolah lainnya dalam Mendukung Keterampilan Abad
21, sebagaimana dijelaskan penggunaan komputer dapat mendukung 4C
(Zoraini:2014),Critical Thinker(berfikir
kritis), Communicator(Komunikasi), Collaborator(Kolaborasi),
Creator(Pencipta ide) dengan 4C
program RELILI diharapkan siswa dapat
menjadi generasi yang Kreatif, Inovatif, Mandiri Berkarakter dan berfikir
Ilmiah, mewujudkan cita-citanya dan impiannya dimasa yang akan datang dengan
kegiatan Literasi.
B. Strategi Membangun Budaya Literasi di SMAN 21 Surabaya
Perlu dipahami bahwa program
membaca seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari
kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu
menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literat, Beers, dkk. (2009) dalam
buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction menyampaikan beberapa
strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah.
Di SMAN 21 Surabaya dalam
melaksanakan RELILI (Riset Lingungan Hidup dan Literasi ) menekankan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a)
Perkembangan literasi berjalan
sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi,
b) Program literasi
yang baik bersifat
berimbang sekolah yang
menerapkan
program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki
kebutuhan yang berbeda.
Gerakan Literasi di SMAN 21
Surabaya sudah dilaksanakan sejak tahun 2015.Tujuan Umum literasi yang
dilaksanakan di SMAN 21 Surabaya ,adalah menumbuh kembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sedangkan
Tujuan Khusus literasi sekolah :
1. Menumbuhkembangkan
budaya literasi di sekolah
2. Meningkatkan
kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat
3.
Menjadikan sekolah sebagai taman
belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan
4. Menjaga
keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Adapun
Model Tahapan RELILI yang diterapkan di
SMAN 21 Surabaya:
1. Tahap Pembiasaan
a.
Membaca setiap hari pada jam ke-0 selama 5-15 menit atau waktu lain
berdasarkan kesepakatan sekolah.
Kegiatan
ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
1) Guru
memandu peserta didik untuk membaca selama l5
menit.
2) Guru dan
peserta didik membaca selama lima belas menit.
3) Guru
memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
b.
Mengelola
sudut baca (Perpustakaan Kelas)
Sudut baca ini merupakan upaya
mendekatkan peserta didik pada buku. Berikut ini salah satu alternatif yang
dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca atau perpustakaa kelas .
1) Wali
kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2) Setiap
peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3)
Ada peserta didik yang bertugas
mengelola administrasi peminjaman buku.
4) Peserta didik wajib meminjam buku
untuk dibaca
Setiap tahunnya perpustakaan kelas akan dilombakan tiap jenjang kelas
masing-masing memperoleh juara 1, 2 dan 3
c. Satu Peserta Didik Satu Buku (1
tahun sekali)
Program ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku sastra di perpustakaan
sekolah.
1)
Peserta didik diminta membawa
satu buku, baik itu buku sastra, pengetahuan, komik, majalah, novel dsb.
2) Peserta
didik wajib membaca buku yang ada di dalam perpustakaan kelas
3) Setelah
dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan kelas
4)
Peserta didik dapat meminjam buku
sastra, buku pengetahuan , novel, komik atau buku bacaan lain yang ada di dalam
perpustakaan kelas.
5)
Tiap kelas memiliki koleksi buku
, baik buku sastra, pengetahuan novel, majalah remaja, komik lebih bervariasi
d.
Wajib
Kunjung Perpustakaan Sekolah
Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan perpustakaan
untuk menumbuhkan kegemaran membaca
1)
Pengelola perpustakaan memberikan
jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.
2)
Sesuai dengan jadwal, setiap guru
mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke
perpustakaan
2. Tahap Pengembangan
a. Mengelola
sudut baca
Mengelola sudut baca dapat
dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah.
Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut
baca dalam tahap pengembangan.
1) Wali
kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2) Setiap
peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3) Ada
peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4) Peserta
didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
5) Peserta
didik membuat resume hasil bacaan.
6) Peserta
didik mengumpulkan hasil serume di loker khusus.
7) Wali
kelas memeriksa resume di loker sebulan sekali.
b. Peserta didik membuat rangkuman hasil membaca, misalnya menceritakan
hasil bacaan di kelas
c. Satu Jam Wajib Baca (Tugas yang dilakukan seminggu sekali)kegiatan ini
mem-biasakan peserta didik gemar membaca)
1) Membaca
buku yang disukai,
2) Membuat
resume
3) Mengisi
jurnal membaca,
4) Menceritakan
isi buku
d. Klub
Pecinta Buku yang tergabung dalam “Go
Book Slekoor“
Kegiatan ini bertujuan untuk
membiasakan peserta didik membaca buku baru dan membagi hasil bacaan pada
teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1) Membaca
buku,
2) Membuat
ringkasan/resensi buku,
3) Menceritakan
isi buku/ sinopsis yang telah dibaca ,
4) Mendiskusikan
isi buku
e. Tantangan
Membaca
Tantangan membaca tidak
dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat dilaksanakan setelah sekolah
masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik untuk
meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah kegiatan
yang dapat dilakukan:
1) Mendaftar
program tantangan membaca,
2) Memilih
judul buku untuk tantangan membaca,
3) Meringkas
buku, tidak lebih dari dua ratus kata,
4)
Melaporkan rencana daftar bacaan
peserta didik dan hasil membacanya pada panitia,
5) Melaksanakan
tantangan membaca,
6) Memberikan
sertifikat pada peserta didik yang berhasil.
f. Penghargaan
Membaca
Penghargaan ini bertujuan meningkatkan motivasi membaca peserta didik.
Kegiatan
penghargaan membaca yang dapat dilakukan antara lain:
1) Memilih
pembaca buku terbanyak dalam satu bulan,
2)
Memberikan penghargaan piagam
waktu upacara sekolah utuk pembaca buku (sinopsis) terbanyak untuk kelas X, XI
dan XII
3. Tahap Pembelajaran
a.
Buletin / Majalah Sekolah (terbit sebulan sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik
untuk menulis, mempublikasi, dan membaca karya secara berkala. Berikut ini
beberapa kegiatan dalam majalah dinding (mading) kelas.
1)
Membuat Buletin / Majalah Sekoal,
2)
Menulis berita,
3)
Mempublikasikan dan mengedarkan Buletin/ Majalah
sekoalah.
b. Teatrikal,
Puisi, Musikalisasi dan stand up
Komedi (satu Tahun Sekali )
Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik
untuk bermain drama , membaca puisi, bermain musik dan teater (teatrikal )
1) Setiap
Kelas mempertontonkan satu cerita teater dan musik,
2) Judul
cerita kisah realita hidup sehari-hari,
3) Mendiskusikannya
dalam kelompok tentang judul ,
4)
Pertunjukkan dilakukan dalam
Rangka Bulan Bahasa setiap tahunnya, Sekolah memiliki peran yang amat penting
dalam menanamkan budaya literat pada anak
didik. Setiap sekolah
tanpa terkecuali harus
memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Di
sekolah SMA dengan budaya literasi yang tinggi,
peserta didik akan cenderung lebih berhasil dan
guru lebih bersemangat mengajar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa
parameter yang dapat digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah
yang baik
Adapun
parameter SMAN 21 Surab aya dalam melaksanakan kegiatan RELILI adalah:
1. Lingkungan fisik ramah literasi
Lingkungan fisik adalah hal
pertama yang dilihat pengunjung. Jika tamu ataupun Walimurid berkeunjung ke
Sekolah pandangan akan tertuju pada pemandangan serta penataan sekolah. Pada
dasarnya, lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran.
Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi memiliki beberapa kondisi
sebagai berikut:
1)
Memajang karya peserta didik di
seluruh penjuru sekolah, termasuk koridor, kantor Kepala sekolah, ruang guru,
serta didepan pintu masuk lobi sekolah juga dipajang buku-buku bacaan semua ini
akan memberikan kesan positif tentang dan mendukung kegiatan Literasi di
Sekolah. Komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literat dikalangan SMA
akan tampak khususnya di SMAN 21 Surabaya
2)
Karya-karya peserta didik
dipajang disetiap kelas diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada
semua siswa untuk menjadi perhatian.
3)
Setiap sudut kelas berdiri
perpustakaan kelas yang wajib dilakukan oleh setiap kelas dan ada pengurus
perpustakaan masing2 kelas. Buku dan bahan bacaan lain dapat didapat dengan
mudah di pojok baca perpustakaan kelas dan akan dicatat secara teratur
administrasi daftar peminjam buku tiap kelas.Situasi sekolah mencerminkan
sekolah benar-benar berwawasan Literasi
2. Lingkungan sosial dan afektif
Lingkungan fisik dan sosial akan
dapat dibangun bila lingkungan sekolah tercipta kerjasama antara sekolah dan
lingkungan masyarakat disekitar sekolah . Ini dapat dilihat dari perencanaan
dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah memberikan jam hari khusus setiap
bulannya untuk mengajak masyarakat untuk minat membaca dengan gerakan literasi.
Dalam hal ini Tim Literasi bekerjasama dengan siswa untuk mengadakan Gerakan
minat membaca kepada masyarakat dengan membentuk Team “Go Book Slekoor“ yang terdiri dari para Guru dan Siswa.
Adapun Go Book Slekoor
kegiatannya adalah menyelenggarakan perpus-takaan atau taman baca ditempat
tempat umum di Kota Surabaya setiap hari Sabtu dengan tempat yang berbeda-beda.
Tujuannya agar masyarakat selain menggunakan fasilitas umum bisa sambil membaca
dengan meminjam buku bacaan pada Team Go Book slekoor dengan cuma-cuma/gratis.
Selain kegiatan team Go Book slekoor meminjamkan buku bacaan dan komik gratis
kepada pengunjung fasilitas umum sebagian siswa-siswi SMAN 21 surabaya juga
menampilkan kegiatan hiburan Pantomim untuk menyalurkan kegiatan Ekskul
Waktu untuk kegiatan berliterasi lewat “Go Book
Slekoor“ dilaksanakan dengan tidak mengorbankan waktu belajar siswa. Untuk
pelaksanaan Go Book Slekoor
tempat pelayanan peminjaman dan bacaan untuk
masyarakat umum berpindah-pindah dari tempat rekresi umum ke tempat rekreasi
umum lainnya di Surabaya yang mudah dijangkau masyarakat dan banyak dikunjungi
masyarakat umum di Kota Surabaya
3. Lingkungan sekolah
Sekolah dibangun melalui model
komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah, antara lain Bapak dan Ibu
Guru beserta staf dan karyawan sekolah. Pimpinan sekolah dapat membentuk tim
literasi (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas
sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid pese rta didik). Tim ini bertugas
untuk membuat perencanaan dan asesmen program. Adanya Tim Literasi Sekolah bisa
memastikan terciptanya suasana sekolah yang kondusif, yang mampu membuat
seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. Sekolah harus
memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah
satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan membacakan buku
selama 15-30 menit sebelum pelajaran berlangsung, minimal 3 kali seminggu.Hal
ini dapat dibentuk dengan cara pemberian pengakuan atas pencapaian peserta
didik sepanjang tahun.
Pimpinan
sekolah (Kepala Sekolah) harus mengambil peran aktif dalam menggerakkan
literasi. Yang bisa dilakukan, antara lain membangun budaya kolaboratif
antarguru dan staf sekolah. Peran orang tua atau Komite Sekolah sebagai
sukarelawan dalam gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah
dalam pengembangan budaya literasi di SMA. Bapak dan Ibu guru beserta karyawan
juga diberi Pelatihan membaca dengan cepat dengan mendatangkan narasumber.
C. Hasil yang diharapkan dengan program RELILI
Dengan kegiatan RELILI (Riset
Lingkungan Hidup dan Literasi) dari tahun ke tahun tampak kualitas siswa dengan
peningata kreativitas dan semangat berkompetisi secara positif dibidang Seni
Budaya, Bahasa dan Sastra, bidang ekonomi, sosial, kewirausahaan dan Perbankan.
Dari Segi Positif dari kegiatan RELILI adalah:
1.
Memberikan kepada siswa untuk
mengembangan kreativitas siswa dengan Puisi, cerpen, drama (pantomim), Mading
dsb dari tahun ketahun kreativitas
siswa bertambah karena diasah dengan kebiasaan membaca buku setiap
minggunya serta setiap bulan pasti ada juaranya “Tantangan Membaca“
2.
Dengan adanya lomba perpustakaan
kelas siswa berlomba-lomba mendisain sudut baca (perpustaaan kelas) dengan
kreativitas, motivasi dan semangat serta ide yang beraneka ragam, diluar dugaan
kita selama ini
3.
Mading (Majalah Dinding) yang
selama ini diadakan di sekolah merangsang siswa ikut lomba “Mading Deteksi Con Zetizen“ Tingkat SMA se Jatim yang diadakan
Harian Surat kabar “Jawa Pos“ setiap tahunnya
4.
Lomba puisi, cerpen dan stand up komediyang diadakan setiap
tahun, sekolah akan mempunyai koleksi kumpulan beberapa Puisi dan cerpen yang
terbaik hasil karya siswa, dan merupakan portofolio dalam bentuk tagihan kepada
siswa. Dan akan tampak bakat-bakat siswa dalam menulis puisi dan cerpen serta
melahirkan bibit-bibit penulis Cerpen yang kelak akan menjadi Calon Penulis
terkenal penerus bangsa.
5.
Dengan kegiatan RELILI dibidang
bahasa dan sastra, Seni dan Budaya Gerakan Literasi Sekolah tidan hanya membaca
, menulis, mendengarkan tetapi bisa dikembangkan lebih luas lagi dengan
mengembangkan kepribadian siswa dengan Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Sukses
sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 yakni PPK (Pengembangan Pendidikan Karakter
Siswa) yakni siswa berkarakter
A.
Program
Pengembangan Kegiatan RELILI
Dari tahun ke tahun kemajuan
tehnologi dan kemajuan era digital serta publikasi serta dukungan pihak-pihak
yang terkait dalam menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah, maka setiap sekolah
akan berlomba-lomba meningkatkan kegiatan sekolah dan kreativitas agar bisa
bersaing dengan sekolah-sekolaha tau SMA yang berkualitas di Kota Surabaya.
Peranan seorang pimpinan sebagai
penggerak dan motivator di sekolah, serta menggerakkan seluruh guru, staff dan
karyawan sangatlah berperan, begitu juga dukungan dari walimurid dalam wadah
Komite Sekolah juga harus tetap terjalin kerjasama.
Adapun program RELILI yang akan
diprogramkan dan sebagian sudah dijalankan pada TP 2017/2018 adalah
pengembangan Liretasi kearah Penelitian atau Karya Tulis Ilmiah (KTI) dimulai
dari Kelas X MIA dan IIS serta Bahasa, yakni setiap hari Jum’at jam ke 5-6
Siswa kelas X diadakan kegiatan Literasi yang ditempatkan di suatu tempat
(Aula) dengan di datangkan narasumber dari luar atau dari dalam Sekolah yang berkompeten dibidangnya masing-masing.
Setiap siswa diharapkan mampu membuat satu Karya Tulis Imiah dengan latar
belakang berbagai ilmu a.l Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Sejarah,
Biologi, Fisika dan Kimia sesuai keinginan masing-masing. Setiap siswa juga
diberikan kesempatan untuk memilih Guru Pembimbing yang mereka sukai. Awal
April 2018 diharapkan semua KTI siswa sudah selesai. Dari Hasil KTI siswa yang
masuk , sekolah akan mengambil 10 besar yang tebaik untuk kita bimbing
mengikuti LKTI yang diselenggarakan oleh berbagai Universitas Negeri dan Swasta
yang ada di Surabaya.
Dalam mengembangan kegiatan RELILI
di SMAN 21 Surabaya harus punya Komitmen yang sama, karena seorang pimpinan
atau Kepala Seolah tidak selamanya akan berada dalam posisi Kepala sekolah
selamanya di SMAN 21 Surabaya, pasti ada suatu periode tertentu yang dijalankan
, kelak akan pindah ke SMAN lainnya di Kota Surabaya, hal ini mungkin yang
harus kita pikirkan karena setiap Kepala Sekolah tidak sama ide serta inisiatif
yang akan dikembangkan di tiap sekolah yang dipimpinnya.
Kegiatan RELILI kedepannya harus
difikirkan, karena tanpa dukungan Kepala Sekolah semua program /kegiatan
sekolah tidak akan sukses. Kepala sekolah dalam
hal ini harus berpedoman pada prinsip-prinsip manajemen sekolah yakni
sebagai Perencana, Pengorganisir, Penggerak dan Pengontrol .
Selain SMAN 21 Surabaya sebagai
Sekolah REILI juga sekolah mempunyai sebuah lagu “Mars Slekoor (Mars Literasi)“ yang dinyanyikan pada setiap hari
Senin saat Upacara Bendera dan “Mars Membaca Buku“ yang wajib siswa bisa
menyanyikan lagu tersebut.
Adapun harapan yang ingin dicapai
SMAN 21 Surabaya adalah, Unggul dalam kualitas, IMTAQ, dan berbudaya
lingkungan, sedangkan Misi SMAN 21 Surabaya, disingkat dengan SLEKOOR (Semangat membara dalam meraih dan
menoreh prestasi akademik maupun non akademik, Luas pengetahuan, menguasai IPTEK dan mantap dalam IMTAQ, Etis dalam perilaku, berkepribadian dan
berkarakter, Kreatif, Inovatif dan
Inspiratif serta berbudaya lingkungan , Ogah
Narkoba demi kejayaan bangsa dan negara. Olah
rasa dan hati demi keutuhan NKRI, Rajin
menggali solusi lingkungan hidup secara amanah dan ilmiah. Bravo SLEKOOR,
Jayalah Sekolahku .
DAFTAR
PUSTAKA
Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 1, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati
dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 2,
Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 3, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati
dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 4,
Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 5, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati
dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 6,
Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/ciri-gejala-sakau-narkoba-heroin/2020/7/4 dinduh pk 13.20
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/ciri-gejala-sakau-narkoba-zat adiktif
/2020/6/16 diunduh pk 01.15
https://hellosehat.com/hidup-sehat/faktaunik/golongan
obat-obatan psikotropika /2020/6 /25 diunduh pk
12.20
https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27176/undangundang-nomor-21-tahun-2007:tentang- Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang
3 komentar:
Mantab... Bagus sebagai motivator dan wawasan kita dalam menyusun karya
bagus sekali....
Mantap Bu Rahmi
Posting Komentar