Selasa, 28 Juli 2020

RELILI

A. Latar Belakang berdirinya RELILI


Di era milenial saat ini , hampir semua guru, baik pada jenjang SD/MI, SMP/ MTs, maupun SMA/ SMK/ MA, membahas Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Banyak di antaranya yang kemudian menulis di berbagai media, dengan tema tersebut. Semua bahasan bermuara pada satu kesimpulan: bahwa literasi menjadi kunci utama agar siswa mempunyai karakter yang diperlukan, sehingga akan mampu bersaing di tingkat global di abad ke-21 ini.

Literasi merupakan keterampilan penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik memengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi)adalah kegiatan ekstra yang berdampingan mengembangkan kegiatan Relili. Peserta didik didik agar teragar peserta didik yang positif sekolah yang berbasis Riset (Penelitian) ataupun KTI (Karya Tulis Ilmiah) baik dibidang IPA ataupun IPS , yang diwajibkan kepada siswa kelas X MIA dan X IIS . salah satu wujud mengembangkan Budaya Literasi dan di SMAN 21 Surabaya.

Literasi mungkin telah menjadi istilah yang familiar bagi banyak orang. Namun tidak banyak dari mereka yang memahami makna dan definisinya secara jelas. Sebab memang Literasi merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, terus ditafsirkan dan didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Berangkat dari sini, maka perlu kiranya diuraikan apa sebenarnya makna dari Istilah Literasi itu.

Istilah literasi atau dalam bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal dengan istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.

National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai " Kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat."
Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah Kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Gerakan Literasi Sekolah yang akan kami bahas adalah Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik terutama SMA memengaruhi tingkat keber-hasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. SMAN 21 Surabaya yang beralamat di Jl. Argopuro 11 -15 Surabaya sejak tahun 2013 sudah mengembangkan budaya literasi Sekolah yang dinamakan RELI (Riset dan Lingkungan Hidup) yang lebih terkenal dengan istilah Eco Green. Dan Untuk Riset siswa diadakan kegiatan KIR (Karya Tulis Ilmiah) yang berorientasi pada Riset Lingungan Biologi atau alam sekitarnya dimana setiap tahunnya akan dikader untuk mengikuti Lomba Peneliti Belia (LPB) yang diselenggarakan oleh CYS (Center For Young Scientist) bekerjasama dengan dinas Pendidikan Kota Surabaya. Kemudian pada tahun 2015 SMAN 21 Surabaya dari Sekolah RELI (Riset Lingkungan Hidup) bertambah lagi kegiatannya manjadi sekolah RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi). Jadi selain mengembangkan sekolah yang berbasis Riset (Penelitian) ataupun KTI (Karya Tulis Ilmiah) baik dibidang IPA ataupun IPS , yang diwajibkan kepada siswa kelas X MIA dan X IIS . salah satu wujud mengembangkan Budaya Literasi di SMAN 21 Surabaya. Literasi yang dikembangkan di SMAN 21 Surabaya ada 2 bidang.

1. Bidang Bahasa dan Satra (Puisi, cerpen,drama, musialisasi serta teatrikal)

2. Bidang Sosial adalah mengembangan kreativitas Proposal KTI (Ekonomi , Koperasi dan Perbankan) dan bidang Kewirausahaan (Business Plan) baik secara individu dan kelompok.Harapan di masa yang akan datang sesuai dengan Visi SMAN 21 Surabaya Kreatif, Inovatif dan Inspiratif serta berbudaya lingkungan, dan sekolah berwawasan RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi). Implementasi program literasi digital di SMAN 21 Surabaya diharapkan dapat mendorong gerakan membaca pada peserta didik dan warga Sekolah lainnya dalam Mendukung Keterampilan Abad 21, sebagaimana dijelaskan penggunaan komputer dapat mendukung 4C (Zoraini:2014),Critical Thinker(berfikir kritis), Communicator(Komunikasi), Collaborator(Kolaborasi), Creator(Pencipta ide) dengan 4C program RELILI diharapkan siswa dapat menjadi generasi yang Kreatif, Inovatif, Mandiri Berkarakter dan berfikir Ilmiah, mewujudkan cita-citanya dan impiannya dimasa yang akan datang dengan kegiatan Literasi.

B. Strategi Membangun Budaya Literasi di SMAN 21 Surabaya


Perlu dipahami bahwa program membaca seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literat, Beers, dkk. (2009) dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah.

Di SMAN 21 Surabaya dalam melaksanakan RELILI (Riset Lingungan Hidup dan Literasi ) menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a)     Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi,

b)    Program  literasi  yang  baik  bersifat  berimbang  sekolah  yang  menerapkan

program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda.

Gerakan Literasi di SMAN 21 Surabaya sudah dilaksanakan sejak tahun 2015.Tujuan Umum literasi yang dilaksanakan di SMAN 21 Surabaya ,adalah menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sedangkan Tujuan Khusus literasi sekolah :

1.  Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah

2.  Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat

3.   Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan

4.  Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku

bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Adapun Model Tahapan RELILI  yang diterapkan di SMAN 21 Surabaya:

1.  Tahap Pembiasaan


a.    Membaca setiap hari pada jam ke-0 selama 5-15 menit atau waktu lain berdasarkan kesepakatan sekolah.

Kegiatan ini merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.

1)    Guru memandu peserta didik untuk membaca selama l5  menit.

2)    Guru dan peserta didik membaca selama lima belas menit.

3)    Guru memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.

b.    Mengelola sudut baca (Perpustakaan Kelas)

Sudut baca ini merupakan upaya mendekatkan peserta didik pada buku. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca atau perpustakaa kelas .

1)      Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.

2)      Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.

3)      Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.

4)    Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca

Setiap tahunnya perpustakaan kelas akan dilombakan tiap jenjang kelas masing-masing memperoleh juara 1, 2 dan 3

c.  Satu Peserta Didik Satu Buku (1 tahun sekali)

Program ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku sastra di perpustakaan sekolah.

1)       Peserta didik diminta membawa satu buku, baik itu buku sastra, pengetahuan, komik, majalah, novel dsb.

2)      Peserta didik wajib membaca buku yang ada di dalam perpustakaan kelas

3)      Setelah dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan kelas

4)      Peserta didik dapat meminjam buku sastra, buku pengetahuan , novel, komik atau buku bacaan lain yang ada di dalam perpustakaan kelas.

5)     Tiap kelas memiliki koleksi buku , baik buku sastra, pengetahuan novel, majalah remaja, komik lebih bervariasi

d.    Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah

Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan perpustakaan untuk menumbuhkan kegemaran membaca

1)    Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.

2)    Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan

2.  Tahap Pengembangan


a.     Mengelola sudut baca
Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola sudut baca dalam tahap pengembangan.

1)    Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.

2)    Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.

3)     Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.

4)    Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.

5)    Peserta didik membuat resume hasil bacaan.

6)    Peserta didik mengumpulkan hasil serume di loker khusus.

7)    Wali kelas memeriksa resume di loker sebulan sekali.

b.     Peserta didik membuat rangkuman hasil membaca, misalnya menceritakan hasil bacaan di kelas

c.       Satu Jam Wajib Baca (Tugas yang dilakukan seminggu sekali)kegiatan ini mem-biasakan peserta didik gemar membaca)
1)    Membaca buku yang disukai,

2)    Membuat resume

3)    Mengisi jurnal membaca,

4)    Menceritakan isi buku

d.    Klub Pecinta Buku yang tergabung dalam “Go Book Slekoor“

Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca buku baru dan membagi hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1)    Membaca buku,

2)    Membuat ringkasan/resensi buku,

3)    Menceritakan isi buku/ sinopsis yang telah dibaca ,

4)    Mendiskusikan isi buku

e.   Tantangan Membaca

Tantangan membaca tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat dilaksanakan setelah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan:

1)    Mendaftar program tantangan membaca,

2)    Memilih judul buku untuk tantangan membaca,

3)    Meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus kata,

4)    Melaporkan rencana daftar bacaan peserta didik dan hasil membacanya pada panitia,

5)    Melaksanakan tantangan membaca,

6)    Memberikan sertifikat pada peserta didik yang berhasil.

f.      Penghargaan Membaca

Penghargaan   ini   bertujuan   meningkatkan   motivasi   membaca   peserta   didik.

Kegiatan penghargaan membaca yang dapat dilakukan antara lain:

1)    Memilih pembaca buku terbanyak dalam satu bulan,

2)      Memberikan penghargaan piagam waktu upacara sekolah utuk pembaca buku (sinopsis) terbanyak untuk kelas X, XI dan XII

3. Tahap Pembelajaran

a. Buletin / Majalah Sekolah (terbit sebulan sekali)

Kegiatan ini membiasakan peserta didik untuk menulis, mempublikasi, dan membaca karya secara berkala. Berikut ini beberapa kegiatan dalam majalah dinding (mading) kelas.

1)        Membuat Buletin / Majalah Sekoal,

2)        Menulis berita,

3)        Mempublikasikan dan mengedarkan Buletin/ Majalah sekoalah.

b.    Teatrikal, Puisi, Musikalisasi dan stand up Komedi (satu Tahun Sekali )

Kegiatan ini bertujuan membiasakan peserta didik untuk bermain drama , membaca puisi, bermain musik dan teater (teatrikal )

1)    Setiap Kelas mempertontonkan satu cerita teater dan musik,

2)    Judul cerita kisah realita hidup sehari-hari,

3)    Mendiskusikannya dalam kelompok tentang judul ,

4)    Pertunjukkan dilakukan dalam Rangka Bulan Bahasa setiap tahunnya, Sekolah memiliki peran yang amat penting dalam menanamkan budaya literat pada anak  didik.  Setiap  sekolah  tanpa  terkecuali  harus  memberikan  dukungan  penuh terhadap pengembangan literasi. Di sekolah SMA dengan budaya literasi yang tinggi,
peserta didik akan cenderung lebih berhasil dan guru lebih bersemangat mengajar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa parameter yang dapat digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah yang baik


Adapun parameter SMAN 21 Surab aya dalam melaksanakan kegiatan RELILI adalah:

1. Lingkungan fisik ramah literasi


Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat pengunjung. Jika tamu ataupun Walimurid berkeunjung ke Sekolah pandangan akan tertuju pada pemandangan serta penataan sekolah. Pada dasarnya, lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi memiliki beberapa kondisi sebagai berikut:

1)      Memajang karya peserta didik di seluruh penjuru sekolah, termasuk koridor, kantor Kepala sekolah, ruang guru, serta didepan pintu masuk lobi sekolah juga dipajang buku-buku bacaan semua ini akan memberikan kesan positif tentang dan mendukung kegiatan Literasi di Sekolah. Komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literat dikalangan SMA akan tampak khususnya di SMAN 21 Surabaya

2)      Karya-karya peserta didik dipajang disetiap kelas diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menjadi perhatian.

3)   Setiap sudut kelas berdiri perpustakaan kelas yang wajib dilakukan oleh setiap kelas dan ada pengurus perpustakaan masing2 kelas. Buku dan bahan bacaan lain dapat didapat dengan mudah di pojok baca perpustakaan kelas dan akan dicatat secara teratur administrasi daftar peminjam buku tiap kelas.Situasi sekolah mencerminkan sekolah benar-benar berwawasan Literasi


2. Lingkungan sosial dan afektif

Lingkungan fisik dan sosial akan dapat dibangun bila lingkungan sekolah tercipta kerjasama antara sekolah dan lingkungan masyarakat disekitar sekolah . Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah memberikan jam hari khusus setiap bulannya untuk mengajak masyarakat untuk minat membaca dengan gerakan literasi. Dalam hal ini Tim Literasi bekerjasama dengan siswa untuk mengadakan Gerakan minat membaca kepada masyarakat dengan membentuk Team “Go Book Slekoor“ yang terdiri dari para Guru dan Siswa.

Adapun Go Book Slekoor kegiatannya adalah menyelenggarakan perpus-takaan atau taman baca ditempat tempat umum di Kota Surabaya setiap hari Sabtu dengan tempat yang berbeda-beda. Tujuannya agar masyarakat selain menggunakan fasilitas umum bisa sambil membaca dengan meminjam buku bacaan pada Team Go Book slekoor dengan cuma-cuma/gratis. Selain kegiatan team Go Book slekoor meminjamkan buku bacaan dan komik gratis kepada pengunjung fasilitas umum sebagian siswa-siswi SMAN 21 surabaya juga menampilkan kegiatan hiburan Pantomim untuk menyalurkan kegiatan Ekskul


Waktu untuk kegiatan berliterasi lewat “Go Book Slekoor“ dilaksanakan dengan tidak mengorbankan waktu belajar siswa. Untuk pelaksanaan Go Book Slekoor
tempat pelayanan peminjaman dan bacaan untuk masyarakat umum berpindah-pindah dari tempat rekresi umum ke tempat rekreasi umum lainnya di Surabaya yang mudah dijangkau masyarakat dan banyak dikunjungi masyarakat umum di Kota Surabaya

3. Lingkungan sekolah

Sekolah dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah, antara lain Bapak dan Ibu Guru beserta staf dan karyawan sekolah. Pimpinan sekolah dapat membentuk tim literasi (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid pese rta didik). Tim ini bertugas untuk membuat perencanaan dan asesmen program. Adanya Tim Literasi Sekolah bisa memastikan terciptanya suasana sekolah yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. Sekolah harus memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan membacakan buku selama 15-30 menit sebelum pelajaran berlangsung, minimal 3 kali seminggu.Hal ini dapat dibentuk dengan cara pemberian pengakuan atas pencapaian peserta didik sepanjang tahun.

Pimpinan sekolah (Kepala Sekolah) harus mengambil peran aktif dalam menggerakkan literasi. Yang bisa dilakukan, antara lain membangun budaya kolaboratif antarguru dan staf sekolah. Peran orang tua atau Komite Sekolah sebagai sukarelawan dalam gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literasi di SMA. Bapak dan Ibu guru beserta karyawan juga diberi Pelatihan membaca dengan cepat dengan mendatangkan narasumber. 

C. Hasil yang diharapkan dengan program RELILI


Dengan kegiatan RELILI (Riset Lingkungan Hidup dan Literasi) dari tahun ke tahun tampak kualitas siswa dengan peningata kreativitas dan semangat berkompetisi secara positif dibidang Seni Budaya, Bahasa dan Sastra, bidang ekonomi, sosial, kewirausahaan dan Perbankan. Dari Segi Positif dari kegiatan RELILI adalah:

1.      Memberikan kepada siswa untuk mengembangan kreativitas siswa dengan Puisi, cerpen, drama (pantomim), Mading dsb dari tahun ketahun kreativitas
siswa bertambah karena diasah dengan kebiasaan membaca buku setiap minggunya serta setiap bulan pasti ada juaranya “Tantangan Membaca“

2.    Dengan adanya lomba perpustakaan kelas siswa berlomba-lomba mendisain sudut baca (perpustaaan kelas) dengan kreativitas, motivasi dan semangat serta ide yang beraneka ragam, diluar dugaan kita selama ini

3.     Mading (Majalah Dinding) yang selama ini diadakan di sekolah merangsang siswa ikut lomba “Mading Deteksi Con Zetizen Tingkat SMA se Jatim yang diadakan Harian Surat kabar “Jawa Pos“ setiap tahunnya

4.     Lomba puisi, cerpen dan stand up komediyang diadakan setiap tahun, sekolah akan mempunyai koleksi kumpulan beberapa Puisi dan cerpen yang terbaik hasil karya siswa, dan merupakan portofolio dalam bentuk tagihan kepada siswa. Dan akan tampak bakat-bakat siswa dalam menulis puisi dan cerpen serta melahirkan bibit-bibit penulis Cerpen yang kelak akan menjadi Calon Penulis terkenal penerus bangsa.

5.     Dengan kegiatan RELILI dibidang bahasa dan sastra, Seni dan Budaya Gerakan Literasi Sekolah tidan hanya membaca , menulis, mendengarkan tetapi bisa dikembangkan lebih luas lagi dengan mengembangkan kepribadian siswa dengan Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Sukses sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 yakni PPK (Pengembangan Pendidikan Karakter Siswa) yakni siswa berkarakter

A.     Program Pengembangan Kegiatan RELILI

Dari tahun ke tahun kemajuan tehnologi dan kemajuan era digital serta publikasi serta dukungan pihak-pihak yang terkait dalam menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah, maka setiap sekolah akan berlomba-lomba meningkatkan kegiatan sekolah dan kreativitas agar bisa bersaing dengan sekolah-sekolaha tau SMA yang berkualitas di Kota Surabaya.

Peranan seorang pimpinan sebagai penggerak dan motivator di sekolah, serta menggerakkan seluruh guru, staff dan karyawan sangatlah berperan, begitu juga dukungan dari walimurid dalam wadah Komite Sekolah juga harus tetap terjalin kerjasama.


Adapun program RELILI yang akan diprogramkan dan sebagian sudah dijalankan pada TP 2017/2018 adalah pengembangan Liretasi kearah Penelitian atau Karya Tulis Ilmiah (KTI) dimulai dari Kelas X MIA dan IIS serta Bahasa, yakni setiap hari Jum’at jam ke 5-6 Siswa kelas X diadakan kegiatan Literasi yang ditempatkan di suatu tempat (Aula) dengan di datangkan narasumber dari luar atau dari dalam Sekolah yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Setiap siswa diharapkan mampu membuat satu Karya Tulis Imiah dengan latar belakang berbagai ilmu a.l Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, Sejarah, Biologi, Fisika dan Kimia sesuai keinginan masing-masing. Setiap siswa juga diberikan kesempatan untuk memilih Guru Pembimbing yang mereka sukai. Awal April 2018 diharapkan semua KTI siswa sudah selesai. Dari Hasil KTI siswa yang masuk , sekolah akan mengambil 10 besar yang tebaik untuk kita bimbing mengikuti LKTI yang diselenggarakan oleh berbagai Universitas Negeri dan Swasta yang ada di Surabaya.
 
Dalam mengembangan kegiatan RELILI di SMAN 21 Surabaya harus punya Komitmen yang sama, karena seorang pimpinan atau Kepala Seolah tidak selamanya akan berada dalam posisi Kepala sekolah selamanya di SMAN 21 Surabaya, pasti ada suatu periode tertentu yang dijalankan , kelak akan pindah ke SMAN lainnya di Kota Surabaya, hal ini mungkin yang harus kita pikirkan karena setiap Kepala Sekolah tidak sama ide serta inisiatif yang akan dikembangkan di tiap sekolah yang dipimpinnya.

Kegiatan RELILI kedepannya harus difikirkan, karena tanpa dukungan Kepala Sekolah semua program /kegiatan sekolah tidak akan sukses. Kepala sekolah dalam
hal ini harus berpedoman pada prinsip-prinsip manajemen sekolah yakni sebagai Perencana, Pengorganisir, Penggerak dan Pengontrol .

Selain SMAN 21 Surabaya sebagai Sekolah REILI juga sekolah mempunyai sebuah lagu Mars Slekoor (Mars Literasi) yang dinyanyikan pada setiap hari Senin saat Upacara Bendera dan “Mars Membaca Buku“ yang wajib siswa bisa menyanyikan lagu tersebut.

Adapun harapan yang ingin dicapai SMAN 21 Surabaya adalah, Unggul dalam kualitas, IMTAQ, dan berbudaya lingkungan, sedangkan Misi SMAN 21 Surabaya, disingkat dengan SLEKOOR (Semangat membara dalam meraih dan menoreh prestasi akademik maupun non akademik, Luas pengetahuan, menguasai IPTEK dan mantap dalam IMTAQ, Etis dalam perilaku, berkepribadian dan berkarakter, Kreatif, Inovatif dan Inspiratif serta berbudaya lingkungan , Ogah Narkoba demi kejayaan bangsa dan negara. Olah rasa dan hati demi keutuhan NKRI, Rajin menggali solusi lingkungan hidup secara amanah dan ilmiah. Bravo SLEKOOR, Jayalah Sekolahku .

DAFTAR PUSTAKA

Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 1, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 2, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 3, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 4, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 5, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya Setiyawati dkk, 2017, Seri Bahaya Narkoba jilid 6, Jakarta, PT.Tirta Asih Jaya


https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/ciri-gejala-sakau-narkoba-zat adiktif /2020/6/16 diunduh pk 01.15




3 komentar:

Roronzone mengatakan...

Mantab... Bagus sebagai motivator dan wawasan kita dalam menyusun karya

Ida Fitriana mengatakan...

bagus sekali....

dellamandiri.blogspot.com mengatakan...

Mantap Bu Rahmi