Minggu, 05 Juli 2020

Memaknai HARDIKNAS di Era Pandemi COVID-19



Bangsa Indonesia setiap tanggal 2 Mei memperingati Hari Pendidikan Nasional atau lebih dikenal dengan singkatan HARDIKNAS. Bertepatan dengan kelahiran sosok pejuang bangsa yaitu Bapak Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar bisa memperoleh pendidikan yang layak. Pada saat itu ketika masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, terdapat kenyataan bahwa hanya mereka keturunan Belanda dan orang-orang kaya saja yang bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak bisa mengenal pendidikan. Coba Anda bayangkan jika pendidikan tidak diperjuangkan saat itu maka sudah dapat dipastikan Indonesia tidak mungkin bisa maju dan berkembang seperti yang kita rasakan saat ini.

 

SEJARAH PENDIDIKAN NASIONAL

Hari Pendidikan Nasional yaitu memperingati hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara,  beliau lahir di Yogyakarta pada Tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berasal dari keturunan keraton Yogyakarta. Beliau mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar ELS, dan melanjutkan ke sekolah Belanda yang bernama STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputera namun tidak sampai lulus dikarenakan sakit. Jenjang karir beliau pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa tempat yaitu Midden Java, Sedyotomo, Oetoesan Hindia,  De Express, Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan Poesara.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Pada saat Kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia, dan mendapat anugerah gelar Doktor kehormatan Doctor Honoris Causa, Dr.H.C. dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1957.
Salah satu Filosofi dan hasil karya Beliau seperti kutipan kalimat Tut Wuri Hadayani yang memiliki arti “di Belakang Memberikan Dorongan” makna dari kalimat ini dijadikan motto dan slogan pendidikan serta menjadi landasan dalam rangka memajukan pendidikan di tanah air.
Beliau wafat pada usia 70 tahun pada tanggal 26 April 1959, berkat usaha kerja keras dan jasanya dalam rangka merintis pendidikan di tanah air, Beliau dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia atas dasar Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.305 Tahun 1959 pada Tanggal 28 November 1959, dan hari kelahiran Beliau ditetapkan dan dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. Dalam peringatan Hardiknas ini bagaimana pendidik dapat menyikapi pembelajaran Luring maupun Daring dapat mengoptimalkan Pendidikan selama siswa belajar dirumah (stay at home)?

 

MEMAKNAI  HARDIKNAS  DITENGAH  WABAH  PANDEMI COROVID 2019

Seperti kutipan dalam kalimat kiasan “Tuntutlah Ilmu dari Buaian hingga ke Liang Lahat” atau “Tuntutlah Ilmu hingga ke Negeri Cina” dapat Anda resapi sebagai : Menuntut ilmu itu tidak mengenal adanya batasan umur dan usia, serta tempat. Ilmu merupakan jendela dunia, tingkatkan budaya membaca buku yang bermanfaat, bagi Anda yang memiliki keahlian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka Anda akan bisa menguasai dunia dalam genggaman Anda. Cara pandang tentang pendidikan juga harus dirubah, guru tidak hanya sekadar bagaimana cara mengajar ataupun mentransfer ilmu tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.
Hardiknas tahun 2020 ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hardiknas tahun 2020 negara kita sedang mengalami Pandemi Corovid 2020. Menghadapi situasi Pandemi Coronavirus disease 2019  (Corovid 19), pemerintah sudah mengambil beberapa kebijakan penting. Diantaranya adalah menerapkan Peraturan Pemerintah (PP) No : 21/Tahun 2020 tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk percepatan  penanganan kondisi saat ini. Keputusan yang diambil pemerintah mengingat kondisi dan situasi serta budaya di Indonesia. PP tersebut ditetapkan tanggal 31 Maret 2020 berdasarkan UU No. 6/Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Peraturan Pemerintah tentang PSBB meliputi peliburan tempat kerja dan sekolah. Juga pembatasan kegiatan keagamaan dan kegiatan fasilitas umum agar virus Corona tidak semakin menyebar. PSBB tentunya tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan masyarakat mulai dari RT/RW, Kelurahan, dan para tokoh masyarakat dan agama agar masyarakat taat dan mematuhi aturan tersebut. Tindakan tegas aparat pemerintah dan petugas keamanan sangat diperlukan apabila ada masyarakat yang tidak taat aturan.
Kenyataan diatas virus corona telah menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia, keadaan tersebut yang berdimensi pada keselamatan umum yang disebabkan faktor alam dan manusia. Diperlukan kekuatan suatu komponen masyarakat dan pemerintah bahu membahu untuk mengatasi masalah Nasional ini. Sebab pandemi Corovid 19 sangat berpengaruh pada perekonomian, keamanan dan pendidikan NKRI.

 

TIDAK SEMUA BISA DIAKSES LEWAT INTERNET

Himbauan pemerintah pusat dan daerah dengan adanya Corovid 19 agar masyarakat untuk tetap tinggal di rumah (stay at home). Solusi yang diberikan oleh pemerintah terhadap Pendidikan yakni meniadakan pembelajaran, mengakibatkan banyak peserta didik yang belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Pembelajaran online adalah suatu jenis konsep belajar yang dilakukan dengan menggunakan teknologi elektronik, terutama komputer. Istilah lain daripada pembelajaran online sendiri disebut dengan pembejaran elektronik, on-line learning, e-Learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning.
Herry Fitriyadi (2013) menunjukkan bahwa beberapa potensi manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: berfungsi sebagai enabler untuk pembelajaran seumur hidup; membawa perubahan peran guru dalam mengajar dan peran siswa dalam belajar; menyediakan akses terbuka terhadap materi dan informasi interaktif melalui jaringan; menghilangkan kendala waktu dan ruang dalam lingkungan belajar; mendukung organisasi dan manajemen pembelajaran dan pendidikan; dan membuka peluang kolaborasi antar-guru dan antar-siswa.
Berkaitan dengan hal tersebut, dengan dimasukannya konten sistem pembelajaran online dalam dunia pendidikan dengan contoh kehidupan sehari-hari peserta diberikan tugas yang dikirim melalui email atau langsung menggunakan google drive, google classroo, dll, sangatlah diharapkan para peserta didik dapat untuk selalu konkret dengan apa yang mereka hadapi serta dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dengan bertumpu pada pemberdayaan keterampilan dan potensi lokal didaerahnya masing-masing.
Untuk pembelajaran luring ataupun daring itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan Program " Belajar dari Rumah" di TVRI. Program Belajar dari Rumah di TVRI, merupakan respon Kemendikbud terhadap masukan Komisi X DPR RI pada Rapat Kerja tanggal 27 Maret 2020 yang lalu. Hal ini, dikatakan Mendikbud sejalan dengan semangat Merdeka Belajar. "Program Belajar dari Rumah” mulai tayang di TVRI pada Senin tanggal 13 April 2020 dimulai pada pukul 08.00 pagi.
Selain TVRI, ada beberapa stasiun TV lokal, diantaranya JTV juga menayangkan Program Belajar dari Rumah “Sinau Nang Omah”. Tak kalah juga,  Pro 2 RRI (Radio Republik Indonesia) 95,2 FM dengan program “Ibu Pertiwi Memanggil” dialog dan interaksi dengan siswa lewat telepon dan lewat media WhatsApp (WA).
Program ini direncanakan dapat terselenggara setidaknya selama 3 bulan ke depan. Nantinya selain diisi dengan program pembelajaran untuk semua jenjang,  Belajar dari Rumah juga akan menyajikan program Bimbingan Orangtua dan Guru serta tayangan kebudayaan pada akhir pekan, jelas Mendikbud. Adapun konten atau materi pembelajaran yang disajikan akan fokus pada peningkatan literasi, numerasi, serta penumbuhan karakter peserta didik. Dalam situasi di mana kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah terhenti, solidaritas dan gotong royong menjadi kunci penanganan Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu Kemendikbud terbuka untuk kerja sama dan kolaborasi pendukungan penyelenggaraan pendidikan di masa darurat ini.
Semangat gotong royong yang kita miliki menunjukkan kesatuan dan kekuatan bangsa kita yang berideologi Pancasila. Harapan Pendidik kepada para orang tua dan peserta didik agar disiplin menjaga kesehatan, kebersihan, membiasakan cuci tangan dengan sabun, jaga jarak aman, agar belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah serta disiplin mentaati anjuran pemerintah.
Dengan peringatan Hardiknas 2020 ini, harapan kita semua, semoga pandemi Covid-19 segera belalu, kondisi keamanan, perekonomian dan pendidikan bisa kembali seperti sedia kala, semua peserta didik bisa menikmati pembelajaran, belajar di sekolah, bertatap muka langsung dengan para pendidik. Semua peristiwa atau kejadian pasti ada hikmahnya.

Catatan:
Artikel ini telah dimuat di Majalah “MEDIA” PGRI Jawa Timur edisi bulan Mei 2020.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tetap semangat belajar dan mengajar di tengah pandemi..belajar menjadi guru yg kreatifšŸ˜Š