Sabtu, 03 April 2021

My Clean and Beautiful River (Dringuku Asri, Dringuku Lestari, Antara Harapan dan Kemungkinan)


I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kekayaan alam yang melimpah, merupakan aset yang sangat menguntungkan karena terletak di iklim tropis, kekayaan alam baik itu di daratan dan di lautan maupun di udara sangatlah menguntungkan dan merupakan salah satu modal dasar pembangunan di Kabupaten Probolinggo yang harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan serta dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan mutu kehidupan manusia pada umumnya.

Banjir merupakan suatu kondisi dimana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah aliran air yang tak dapat tertampung lagi oleh sungai, aliran air, dan saluran irigasi yang lainnya. Biasanya air banjir merupakan air yang berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus sehingga dapat menyebabkan luapan.

Masalah pencemaran sungai dan bencana banjir di Kabupaten Probolinggo menempati urutan pertama. Pada bulan Februari-Maret 2021 curah hujan sangat lebat, yang dapat mengakibatkan berbagai daerah di Jawa Timur mengalami bencana banjir yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi, begitu juga bencana yang melanda Kabupaten Probolinggo akhir-akhir ini tak luput dari kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia.

Hujan deras mengguyur sejak Senin malam (8/3/2021) membuat tiga desa di Dringu, Kabupaten Probolinggo terendam banjir. Tiga desa di Kabupaten Probolinggo yang terdampak banjir adalah desa Kedungdalem, Tegalrejo, dan Dringu. Banjir tersebut merupakan kejadian keenam kalinya sejak awal Februari 2021. Penyebab banjir  itu ada beberapa beberapa faktor, yakni tingginya sedimentasi sungai dan peningkatan debit sungai yang menyebabkan beberapa titik tanggul jebol sehingga permukiman warga tergenang.

Sungai Dringu adalah berkah dan amanah bagi masyarakat Probolinggo, tetapi Sungai Dringu harus menjadi perhatian seluruh warga Indonesia. Bagaimanakah upaya perbaikan dan pelestarian sungai Dringu dari pendangkalan, pencemaran dan peningkatan debit sungai?

 

II. Profil Kabupaten Probolinggo

A. Kondisi Lingkungan Geografis

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur berada pada posisi 112’50’ 113’30’ Bujur Timur (BT) dan 7’40’ 8’10’ Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau + 1.696,17 km2 (1,07 % dari luas daratan dan lautan Propinsi Jawa Timur).

Dilihat dari geografisnya, Kabupaten Probolinggo terletak di lereng pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian  berada pada 0-2500 m diatas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 27’C – 30’C.

Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis khatulistiwa menyebabkan perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar pada bulan April hingga bulan Oktober dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan, sedangkan musim penghujan bulan Oktober hingga bulan April dengan rata-rata curah hujan + 229 mm per hari hujan. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per hari hujan.

B. Kondisi Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis adalah situasi internal dan merupakan aspek alamiah yaitu posisi dan lokasi geografi, keadaan dan kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk, lingkungan strategis ini adapun kondisi di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut :

1. Topografi

                 Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah yang memiliki keragaman topografi berupa dataran rendah, perbukitan dan pegunungan, yang sebagian besar berada pada ketinggian antara 100 - 1.500 meter diatas permukaan laut.

2. Geologi

                 Keadaan geologi di Kabupaten Probolinggo mayoritas disusun oleh batuan young quartenary, dominan di Kecamatan Tiris seluas 15.345,047 Ha, kemudian di Kecamatan Krucil seluas 13.005,430 Ha. Old Quartenary mayoritas terdapat di Kecamatan Krucil seluas 17.213,060 Ha kemudian di Kecamatan Tiris, Gading dan Sumber.

3. Jenis Tanah

                 Jenis tanah yang terbentuk erat hubungannya dengan batuan penyusun tanah (geologi), iklim dan keadaan medannya. Adapun jenis tanah yang ada di Kabupaten Probolinggo adalah aluvial, andosol, glumosol, latosol, mediterania.

4. Klimatologi

                 Kajian iklim di wilayah Kabupaten Probolinggo didekati dari data kondisi curah hujan di beberapa stasiun Penakar Hujan.

5. Hidrologi

                 Di wilayah Kabupaten Probolinggo, terdapat kurang lebih 32 buah sungai besar dan kecil. Sungai terpanjang adalah Rondoningo 95,2 Km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel 2 Km. Hulu sungai-sungai tersebut kebanyakan berada di bagian tengah maupun selatan wilayah Kabupaten Probolinggo dan bermuara di Selat Madura (lihat Tabel 2.1).

 

III. Permasalahan Banjir di Kabupaten Probolinggo

Sebagian air hujan menjadi air larian (run off) yang berpotensi menimbulkan banjir. Pada musim kemarau, ketersediaan air berkurang karena debit mata air berkurang  yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, sehingga pada musim hujan tidak cukup banyak air hujan yang meresap ke dalam tanah. Kualitas air juga akan turun akibat masuknya bahan pencemar ke air permukaan, antara limbah industri, pertanian, pertambangan dan air limbah domestik serta sampah.

Wilayah sungai yang sering menjadi langganan banjir adalah Sungai Prono, Sungai Kedunggaleng dan Sungai Gending. Sejak beberapa hari terakhir Desa Tegalrejo, Desa Kedungdalem, dan Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, terjadi banjir akibat hujan lebat (Jawa Pos 8 Maret 2021).

Permasalahan banjir di Sungai Dringu disebabkan oleh perilaku masyarakat yang membuang sampah di sungai, tidak adanya ruang sempadan sungai serta keberadaan bangunan rumah pas di bibir sungai (Times Indonesia, 3 Maret 2021).Banjir bukan hanya masalah Pemerintah Kabupaten Probolinggo saja tetapi juga harus menjadi tanggungjawab warga masyarakat tanpa kecuali. Solusi yang diharapkan adalah normalisasi dan membuat sudetan (Beritajatim 12 Maret 2021).

Disini penulis mencoba memberikan beberapa gambaran penyebab banjir di Kabupaten Probolinggo antara lain :

1. Penebangan Hutan Liar

Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab banjir, serta menjadikan lahan resapan air akan sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir ataupun tanah longsor, kewajiban kita tetap menjaga kelestarian hutan agar tidak menyebabkan hutan gundul yang mengakibatkan banjir.


Gambar 3.1. Penebangan Hutan secara liar

Sumber : SLHD 2008

2. Sampah yang dibuang sembarangan

Sampah yang dibuang sembarangan contohnya di sungai, akan dapat mengakibatkan  mampetnya aliran air dan akibatnya air sungai akan meluap. Hal tersebut menjadi sebuah pemicu terjadinya banjir yang dapat merugikan masyarakat ataupun menimbulkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

 

Gambar 3.2. Sampah dan pendangkalan sungai akibatkan banjir di Probolinggo

Sumber : voi.id

3. Pemukiman yang Dibangun di Bantaran Kali

Kurang tertata serta tidak disiplinnya penduduk yang berada di daerah bantaran sungai, akan menyebabkan pendangkalan sungai karena kebiasaan buang sampah yang dilakukan para warganya dan dibuang langsung ke sungai.

 

Gambar 3.3. Pemukiman di sekitar Bantaran Sungai Dringu  

Sumber : timesindonesia.co.id

4. Curah Hujan yang Cukup Tinggi

Tingginya intensitas curah hujan di suatu daerah adalah salah satu penyebab banjir Jika hujan lebat terjadi telah berlarut-larut dalam waktu yang lama akan sangat berpotensi terjadi banjir. Terutama pada daerah-daerah yang juga memiliki kontur tanah yang rendah.

5. Pengaturan Drainase

Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang penting bagi suatu kota dalam mencegah terjadinya banjir. Daerah hutan atau rawa seharusnya juga dapat berguna untuk mengatasi banjir.

 

Gambar 3.4. Drainasse

Sumber : harianbhirawa.co.id

6. Bendungan yang jebol

Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering terjadi di sekitar lingkungan yang kurang terawat dan mudah dirusak kelestariannya, memanfaatkan sesuatu tidak pada tempatnya dan hasilnya akan berakibat banjir bandang.

 

Gambar 3.5. Usai Hujan deras, Tanggul Sungai Dringu jebol  (radarbromo.jawapos.com)

7. Salah sistem kelola tata ruang

Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat. Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya banjir.

 

Gambar 3.6. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo  (radarbromo.jawapos.com)

8. Penambangan Galian Golongan C secara Liar

Penggalian ini khususnya pasir dan batukali, yang dikelola secara tradisional seringkali masyarakat setempat kurang memperhatikan aspek pelestarian lingkungan, sehingga menimbulkan perubahan morfologi sungai pada saat penggalian batu kali dan pasir, akhirnya dapat mengancam atau merusak struktur bangunan yang terdapat di sepanjang aliran sungai, misalnya jembatan, saluran irigasi dsb.

 

Gambar 3.7. Penambangan Bahan Galian golongan C secara liar

Sumber : Status Lingkungan Hidup Daerah Probolinggo tahun 2008

9. Kerusakan Hutan Mangrove

Kerusakan Mangrove dan pesisir pantai, seperti penebangan hutan mangrove yang diakibatkan oleh fenomena alam dan juga akibat kegiatan penduduk untuk memenuhi kebutuhannya seperti untuk kayu bakar dan bahan bangunan, seperti di Kecamatan Dringu, Tongas dan Kecamatan Gending, sedangkan pencemaran atau kerusakan lingkungan pesisir pantai sangat dipengaruhi oleh kegiatan industri, kegiatan pertanian  dan limbah domestik.

 

Gambar 3.8. Penebangan tanaman Bakau secara Liar

Sumber : Status Lingkungan Hidup Daerah Probolinggo tahun 2008

 

IV. My Clean and Beautiful River, Dringu (Dringuku Asri, Dringuku Lestari)

Semakin tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Probolinggo, terutama di wilayah pesisir pantai dan wilayah yang tingkat aktivitas perekonomiannya cukup tinggi maka secara langsung akan mengakibatkan pemukiman akan semakin bertambah. Masalah klasik yang terus mengancam pembangunan kota/kabupaten berkelanjutan adalah menghargai sebidang lahan terbuka hijau. Kabupaten Probolinggo belum memaksimalkan lahan yang ada karena ada beberapa kendala dalam mewujudkan “Dringuku Asri, Dringuku Lestari ada beberapa hal yang harus ditempuh sbb :

1. Penghijauan / reboisasi hutan

Untuk mencegah terjadinya bencana, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo berusaha mengembalikan fungsi hutan lindung di Kabupaten Probolinggo. Tahun ini, KPH Probolinggo melakukan rehabilitasi hutan lindung (RHL) seluas 1.677 hektare (Ha). Di Desa Wonoasri, Kecamatan Kuripan yang merupakan perbatasan Kabupaten Probolinggo dengan Kabupaten Lumajang

Reboisasi hutan lindung dengan menanam tanaman multi purpose three species atau tanaman buah-buahan, agar masyarakat bisa menikmati buahnya dan  tidak ada penebangan. Selain bisa dinikmati masyarakat, tanaman itu akan mencegah terjadinya bencana banjir, longsor, dan bencana lainnya. Serta, penyelamatan sumber mata air untuk kehidupan masyarakat.

 

Gambar 4.1. Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) seluas 1.677 ha

Sumber : radarbromo.jawapos.com

       2. Mengolah Sampah menjadi berkah

Sampah adalah salah satu penyebab pendangkalan pada sungai Dringu. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar sungai Dringu masih membuang sampah ke Sungai Dringu. Seharusnya warga sadar bahwa dengan membuang sampah disengaja ataupun tidak disengaja akan menyebabkan pendangkalan karena sampah menumpuk, volume debit air berkurang, dan mengakibatkan banjir.

Berdasarkan pemantauan, kondisi permasalahan sampah di Kabupaten Probolinggo adalah sbb:

- Memperbanyak Tempat Pembuangan Akhir / Depo Sampah

- Memilah sampah plastik dan sampah organik

- Menyediakan pengangkutan sampah, industri alat dan mesin pengolah sampah, industri daur ulang, industri komposting dan biogas, serta industri sampah menjadi energi alternatif

- Sampah organik yang telah dimanfaatkan sebagai kompos masih sangat sedikit jumlahnya

- Mendaur ulang sampah menjadi nilai “Ekonomis” dan mengaktifkan kegiatan “BANK SAMPAH” bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Probolinggo (DLH Bina Bank Sampah dan Pengepul di Kabupaten Probolinggo, dlh.probolinggokab.go.id)

- Memberikan sanksi kepada pabrik/perusahaan yang ada di stren kali agar tidak membuang limbah ke sungai.

 

Gambar 4.2. Memilah sampah plastik/sampah organik disetorkan ke Bank Sampah  

Sumber : surabaya.tribunnews.com

 

3. Mengubah daerah Bantaran/Stren Sungai Dringu menjadi lebih indah

Daerah Bantaran Sungai biasanya identik dengan warga yang kurang mampu dan situasi tempat tinggal terkesan kumuh. Adapun usaha yang harus dilakukan:

- Merubah mindsetwarga yang bertempat tinggal di Bantaran sungai Dringu yang mana seolah-olah warga Bantaran terpinggirkan, termarginalkan, nyatanya mereka terus berupaya untuk hidup berinovasi, berusaha agar statusnya sama dengan warga Probolinggo yang lainnya

- Merubah mindset warga penghuni Bantaran Sungai Dringu tidak semudah membalik telapak tangan, diperlukan koordinasi dengan aparat setempat, tokoh masyarakat, Karang Taruna, para Ulama, Perguruan Tinggi, Instansi perusahaan yang terkait, Kelurahan, Kecamatan Dinas Lingkungan Hidup serta ibu-ibu PKK kabupaten Probolinggo

- Dibutuhkan kerjasama yang baik antara warga masyarakat dan pemerintah, baik itu dari Aparat Kelurahan, Kecamatan dan Babinsa/Babinkamtibmas ataupun sekolah-sekolah untuk melakukan kerja bakti antar sektoral (Bersih-bersih Kali Surabaya) baik siswa SMAN, SMKN, dalam waktu tertentu secara periodik, dengan pembagian Wilayah/Zona

 

Gambar 4.3. Stren Kali Surabaya langganan banjir sebelum ada PWSKS

Sumber : dokumentasi pribadi

- Warga sekitar bantaran/stren kali dihimbau tidak membuang BAB (Buang Air Besar) di Sungai Dringu dan membangun jamban (kakus) di stren kali agar dapat terjaga kebersihan dan keindahan Sungai. Selain itu sungai akan tampak kumuh dan kotor

- Untuk menggerakkan warga untuk tidak membuat jamban (kakus) perlu bekerja sama serta koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat. Memberikan bantuan cuma-cuma kepada warga penghuni stren kali untuk membangun jamban didalam rumah

 


Gambar 4.4. Kondisi Stren Kali setelah bersih dari jamban tampak asri

Sumber : dokumentasi pribadi

- Sosialisasi Mitigasi Bencana di daerah stren kali bekerjasama dengan PTN/PTS bidang Pengabdian Masyarakat

- Membentuk PWSKS adalah salah satu solusi agar warga stren kali merasa ikut memiliki dan peduli Kali Surabaya dan tidak akan tergusur, tetapi turut berkontribusi dalam pemeliharaan stren kali

- Melalui kelompok tabungan perempuan di masing-masing kampung warga stren kali sepakat memilah sampah plastik dan kertas dipilah dan dikumpulkan tiap hari Minggu. Sampah ditimbang dan dijual kepada pengumpul sekitar kampung. Uang yang didapat dikumpulkan pada kelompok tabungan dan dijadikan dana cadangan renovasi kampung

- Secara bergelombang menyebar ke kampung-kampung sebelah menjadi anggota PWSKS. Bahkan tidak sedikit warga yang memungut sampah plastik yang mengapung di sungai dan mengumpulkannya melalui ibu-ibu

- Akhirnya dengan perjuangan yang cukup rumit Pemkot Surabaya mengeluarkan Perda No. 9 Tahun 2007 tentang Penataan Pemukiman Stren Kali Surabaya, yang intinya warga diperbolehkan tetap tinggal Pemukiman Terbatas di stren kali dengan melakukan penataan kampung

- Warga secara sukarela memapras (memotong) rumahnya sehingga mundur 3-5 meter dari tepi stren kali. Kemudian membalikkan masing-masing rumahnya menjadi menghadap sungai. Sebelumnya rumah-rumah itu “membelakangi” stren kali. Ini berarti mereka membangun dulu WC baru di “belakang” (dilihat dari stren kali), dan memindahkan pintu dan jendela dari “depan” sebelumya “depan” yang baru, menghadap stren kali. Mereka juga membangun sistem pengolahan limbah dan membuat “Biopori”, sehingga apa yang keluar sungai menjadi minimal sudah dan sudah bersih

 

Gambar 4.5. Biopori untuk tangkal Banjir

Sumber: rei.or.id

 

 

Gambar 4.6. Destinasi Wisata Kampung Warna-warni

Sumber: dokumentasi pribadi

Gambar 4.7. Tradisi tahunan “ Larung Tumpeng “ Sumber : dokumentasi pribadi

- Harapan kedepannya warga terus berkreasi membuat gebrakan menjadikan kampungnya menjadi kampung “Destinasi Wisata Air”

 

Gambar 4.8. Destinasi Wisata Air  

Sumber: dokumentasi pribadi

 

4. Mengubah Hutan Mangrore yang gundul menjadi Destinasi wisata

- Hutan bakau atau Mangrove di Kecamatan Dringu, Tongas dan Gending ditanami kembali/direboisasi serta menggandeng para Investor untuk agar dapat dijadikan Destinasi Wisata “Hutan Mangrove Dringu“

 

Gambar 4.9. Eko Wisata Hutan Mangrove, Edukasi anak sambil berwisata  

Sumber: radarsurabaya.jawapos.com

 

Gambar 4.10. Bersih-bersih pantai bersama Mahasiswa UNAIR Surabaya  

Sumber: news.unair.ic.id

- Mengajak Lembaga Pendidikan, Perguruan Tinggi Negeri/Swasta, SMA/SMKN untuk memprogramkan secara rutin bersih-bersih pantai hutan bakau/mangrove dan  kerjasama dengan “Klub Tunas Hijau

- Destinasi Wisata Air dan Destinasi Wisata Hutan Mangrove tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama dan sinergi antara Pemkab Probolinggo, Investor/Perusahaan Swasta, Dinas Kebersihan Ruang Hijau terbuka dan instansi  lain yang terkait

- Harapan penulis dengan paparan diatas sebagai bahan acuan akan terciptanya “Dringuku Asri, Dringuku Lestari (My Clean and Beautiful River, Dringu)

 

−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−

 

DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/penyebab-banjir, diunduh Jum’at 26-03- 2021 pk 13.15

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5488707/banjir-kembali-terjang-2-desa-di- probolinggo-warga-menangis-histeris diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 05.10

https://beritajatim.com/peristiwa/banjir-dringu-probolinggo-ini-dugaan- penyebabnya/ diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 05.00

https://beritajatim.com/peristiwa/banjir-dringu-probolinggo-ini-dugaan- penyebabnya/ diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 05.00

https://www.wartabromo.com/2021/03/08/dringu-banjir-lagi/ diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 12.35

https://radarbromo.jawapos.com/probolinggo/02/01/2020/cegah-bencana-reboisasi- 1-6777-ha-hutan-di-probolinggo/ diunduh Jum’at 26-03-2021 pk 13.20

http://dlh.probolinggokab.go.id/dlh-bina-bank-sampah-dan-pengepul-di-kabupaten- probolinggo/ diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 12.20

https://surabaya.liputan6.com/read/4501845/hujan-deras-3-desa-di-dringu- probolinggo-terendam-banjir/ diunduh Sabtu 27 Maret 2021 pk 04 55

https://radarbromo.jawapos.com/probolinggo/02/03/2021/normalisasi-sungai-atau- buat-sudetan-untuk-atasi-banjir-di-dringu/ diunduh Minggu 21 Maret 2021 pk 12.30

https://dlh.probolinggokab.go.id/selamat-hari-peduli-sampah-nasional-tahun-2021/ diunduh Jum’at 26-03-2021 pk 13.15

http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/SLHD_PROBOLINGGO_200 8.pdf diunduh Sabtu 20 Maret 2021